Nilai fotografi di masyarakat
Andang Iskandar1.
Dari sekian fotografer protesional yang ada, tidak banyak fotografer melibatkan "seni artistik/estetik" dalam karya fotonya.
Mereka cenderung memperlakukan fotografi sebagai komoditas bukan karya seni. Padahal fotografi merupakan general style personal sehingga foto tidak sekedar gambar tanpa makna melainkan karya seni (artistik). Fotografi mencerminkan dualitas yang sama, realitas dan cermin realitas. Bahkan fotografi menggantikan realitas itu sendiri. Realitas dimana fotografi menggantikannya, mengubah ke dalam makna fotografis. Disinilah fotografi membuat pesan sekaligus makna. Pesan dan makna yang membuat fotografi diyakini sebagai bahasa, menghadirkan (representation) objek secara akurat. Fotografi (Booth, 2008: 2) juga merupakan duplikasi dari pengalaman. Fotografi merupakan kejadian dalam hidup yang direkam; telah terjadi. Foto (Kirova, t.t:8) dapat membangkitkan masa lalu, kenangan, perasaan dan pengalaman. (Disalin daripada artikel).
Affiliation:
- Indonesian Art and Culture Institute of Bandung, Indonesia
Download this article (This article has been downloaded 268 time(s))