Tradisi Tatu Dayak Sebagai Simbol Strata Sosial
Dewi Raihan Aryanti1, Shiska Sumawinata2, Nurdiani Fathiraini3.
Indonesia merupakan sebuah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Pada masa ini, Indonesia direkodkan mempunyai 1,340 suku yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, dan dari Miangas hingga Palau Rote. Salah satu suku ini ialah Suku Dayak. Suku Dayak mendiami wilayah Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat, dan dianggap sebagai suku asli tertua dan terbesar di Kalimantan. Selain itu, banyak suku Dayak mendiami kawasan pinggir sungai dan hutan pedalaman. Kehidupan seharian suku Dayak tetap terikat dengan budaya dan ketentuan adatnya. Salah satu budaya unik suku Dayak ialah tradisi tatu. Tatu adalah lukisan atau lukisan pada bahagian tubuh manusia yang bagi sesetengah orang Indonesia adalah pantang larang atau dilarang. Namun, bagi suku kaum ini, kewujudan tatu berkait rapat dengan falsafah. Tatu digunakan sebagai medium komunikasi untuk menyampaikan identiti mereka. Pendirian tatu Dayak menjadi penegasan kekuatan, kepakaran, pengembaraan, dan simbol strata sosial. Bahan yang digunakan untuk membuat tatu berasal dari alam semula jadi, jadi warna yang terhasil adalah hitam. Suku Dayak percaya bahawa tatu di badan mereka akan bertukar warna menjadi emas dan akan menerangi jalan keabadian selepas mereka mati. Untuk menghuraikan lebih lanjut mengenai tradisi tatu Dayak, para penyelidik menggunakan teori daripada Clifford Geertz.
Affiliation:
- Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Indonesia
- Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Indonesia
- Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Indonesia
Download this article (This article has been downloaded 24 time(s))